Ketua Pakar Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem Nusa Tenggara Barat (NTB), Drs. H. Muzakkir, M. Sc memiliki pandangan luas terkait dengan banyak urusan kemajuan warga masyarakat NTB.
Mantan Kepala Bappeda Kabupaten Bima ini memiliki jangkauan pemikiran yang brilian, Salah satunya adalah pikiran besarnya terkait NTB sebagai Daerah Sentra Pangan Nasional.
Ada beberapa solusi konkrit yang menjadi skala prioritasnya dalam membahas urusan tersebut.
Berikut beberapa solusi yang ditawarkan olehnya antara lain, Mendirikan Perumda Pangan di level Propinsi (atau memberdayakan Perumda yg sudah ada) untuk menampung produksi bawang, jagung, kedelai, cabai, ikan, garam, dan lain-lain yg tersebar di seluruh kabupaten penghasil.
Modal kerja Perumda disupport penuh oleh Bank Milik Daerah, Bank NTB, dengan skema B to B secara profesional.
Perumda mendirikan kantor cabang di masing-masing daerah penghasil dan segera membangun sarana prasarana pergudangan atau storage, untuk mengawal stabilitas dan fluktuasi harga pangan saat supply-demand bergejolak di pasar bebas.
“Jika belum bisa dibangun segera, maka buka alternatif sewa gudang”ujar mantan pejabat teras Pemerintah Kabupaten Bima ini.
Lanjutnya Membangun kerjasama yang saling menguntungkan dgn Perumda daerah-daerah konsumen utama pangan seperti DKI, Bali, Maluku, Papua, Kalimantan Selatan, dan lain-lain.
Masukkan program keberpihakan dan pemberdayaan petani dan nelayan sebagai Program Super Prioritas dalam RPJMD Provinsi dan RPJMD Kabupaten dan Kota.
Ide ini, dengan segala hormat, mungkin tidak sejalan dengan mazhab ekonomi RPJMD NTB Gemilang yang lebih berpijak pada modernisasi dan industrialisasi. Sektor pertanian dalam jangka panjang diasumsikan tidak menjanjikan kesejahteraan rakyat, karena nilai tukar petani semakin turun.
“Yang kami tawarkan ini bisa dikaji sebagai alternatif jangka menengah dan dapat didesain mendukung program industrialisasi pertanian dari hulu sampai hilir” demikian tegas Muzakkir.
Masih menurutnya bahwa Perumda juga bisa bekerja sama dangan investor untuk industri yang menyiapkan pembibitan unggul seperti di Thailand sampai pada industri manufaktur pengolahan hasil pertanian yang akan menyerap tenaga kerja, menekan angka pengangguran dan menanggulangi kemiskinan.
“Izinkan saya namakan solusi ini dengan tagar #SayangiPetaniNelayan.
Karena 40-50% nilai tambah PDRB daerah ini dikontribusi oleh pertanian dan kelautan (non sektor tambang)” demikian ungkap Ketua Dewan Pakar Partai Nasdem Propinsi NTB" (***)
Post A Comment:
0 comments: